Tokoh Muhajirin: Utsman bin Mazh’un

Utsman bin Mazh’un radhiallahu ‘anhu adalah salah satu sahabat Nabi yang mulia. Nama lengkapnya adalah Utsman bin Mazh’un bin Hubaib bin Wahb bin Hudzafah bin Ka’ab al-Jumahi. Ia dikenal dengan kunyah Abu Sa’ib. Beliau adalah tokoh dan pemuka kaum Muhajirin, dan menjadi sahabat Muhajirin pertama yang dimakamkan di Pemakaman Baqi’.

Di Masa Jahiliyah

Sejak zaman jahiliyah, Utsman dikenal sebagai pribadi yang memiliki karakter baik. Ia bahkan mengharamkan dirinya sendiri dari meminum khamr. Ia berkata bahwa ia tidak ingin meminum sesuatu yang dapat menghilangkan akalnya, membuatnya menjadi bahan tertawaan, atau mendorongnya melakukan tindakan yang tidak pantas.

Keputusannya untuk menjauhi khamr di masa di mana minuman itu dianggap wajar oleh masyarakat menunjukkan betapa kuat karakter dan kesadaran moralnya.

Masuk Islam

Utsman termasuk dalam kelompok pertama yang memeluk Islam. Ia masuk Islam bersama Ubaidah bin al-Harits, Abdurrahman bin Auf, Abu Salamah bin Abdul Asad, dan Abu Ubaidah bin al-Jarrah. Mereka menemui Rasulullah dan menyatakan keimanan mereka sebelum Rasul mulai berdakwah di Darul Arqam.

Teman Sependeritaan

Utsman bin Mazh’un menunjukkan makna persaudaraan sejati dalam Islam. Pada bulan Rajab tahun ke-5 kenabian, ia memimpin sekelompok sahabat berhijrah ke Habasyah. Ketika mendengar kabar bahwa penduduk Mekah memeluk Islam, mereka kembali ke Mekah. Namun, kenyataan berkata lain. Penindasan malah semakin meningkat.

Sebagian sahabat kembali ke Habasyah, yang lain masuk ke Mekah secara sembunyi-sembunyi, sementara Utsman mendapat perlindungan dari tokoh Quraisy, al-Walid bin al-Mughirah.

Namun, Utsman merasa tidak nyaman berada dalam keamanan sementara sahabat-sahabatnya mengalami penderitaan. Ia lalu mengembalikan perlindungan itu, dan memilih hanya berlindung kepada Allah. Di hadapan Quraisy, ia menyatakan hal ini secara terbuka.

Saat itu, seorang penyair Quraisy bernama Labid menyatakan bahwa segala sesuatu selain Allah adalah batil, yang disetujui oleh Utsman. Namun ketika Labid melanjutkan bahwa segala kenikmatan pasti sirna, Utsman menolak dan menyebut bahwa kenikmatan surga tidak akan pernah sirna. Perdebatan pun terjadi, hingga Utsman dipukul sampai matanya lebam. Saat itu, al-Walid kembali menawarkan perlindungan, tapi Utsman menolak dengan tegas, karena ia merasa cukup dengan perlindungan Allah.

Kesungguhan dalam Ibadah

Utsman bin Mazh’un dikenal sangat bersungguh-sungguh dalam ibadah. Ia bahkan sempat berniat untuk tidak menikah demi fokus beribadah. Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarangnya, agar umat Islam tidak menganggap hal itu sebagai jalan yang benar dan tidak terjatuh dalam kemaksiatan.

Utsman termasuk sahabat yang zuhud dan sangat berhati-hati dalam menyikapi dunia. Ia menganggap rumah tangga bisa menjadi kesibukan yang mengganggu fokus akhirat, namun Rasulullah tetap menyeimbangkan pandangan itu dengan hikmah syariat.

Wafatnya Utsman dan Kesedihan Rasulullah

Ketika Utsman wafat, Ummu Ala’, seorang wanita Anshar yang pernah berbaiat kepada Rasulullah, berkata bahwa Allah telah memuliakan Utsman. Namun Rasulullah bersabda bahwa ia tidak tahu bagaimana nasib seseorang di sisi Allah, bahkan terhadap dirinya sendiri, meski ia adalah utusan Allah.

Ummu Ala’ kemudian bermimpi melihat Utsman di mata air, dan Rasulullah menafsirkannya sebagai pertanda amalnya yang baik.

Aisyah radhiallahu ‘anha meriwayatkan bahwa ketika Utsman wafat, Rasulullah membuka kain penutup wajahnya, mencium antara kedua matanya, dan menangis lama. Beliau bersabda, “Beruntunglah engkau, wahai Utsman. Dunia tidak sempat menyentuhmu dan engkau pun tidak sempat menyentuh dunia.”

Rasulullah juga mengangkat sendiri batu nisan untuk menandai makam Utsman, seraya bersabda bahwa beliau akan menguburkan keluarganya di dekat Utsman.

Utsman bin Mazh’un wafat pada bulan Sya’ban tahun ke-3 Hijriyah, dan menjadi sahabat Muhajirin pertama yang dimakamkan di Madinah, di Pemakaman Baqi’.

📚 Al-Ishabah fi Tamyiz al Sahabah – Thabaqat al-Kubra
🖊️ Madarif Institut 
🌐 Madarifinstitut