Tipu Daya Iblis dan Pentingnya Ilmu dalam Menghadapinya

Diriwayatkan ada seorang ahli ibadah dari Bani Israil yang beribadah di biara di atas gunung. Suatu hari ia mencium bau busuk dari seseorang dan berpaling. Setan datang menasihatinya agar menebus dosanya dengan menggantungkan bangkai tikus di lehernya. Ia menurut, lalu beribadah selama 60 tahun dalam keadaan najis. Akhirnya, amalnya sia-sia. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Satu ilmu lebih baik daripada ibadah 60 tahun.

Syaikh Abdul Qadir al-Jailani juga pernah digoda setan yang menyamar jadi cahaya dan mengaku sebagai Allah, lalu membolehkannya melanggar syariat. Namun karena ilmunya, beliau tahu itu tipu daya setan dan mengusirnya. Setan berkata, “Engkau selamat karena ilmumu, aku telah menyesatkan 70 ahli ibadah dengan cara ini.

Iblis juga mendatangi Nabi Isa ‘alaihissalam dan menyuruhnya menjatuhkan diri dari gunung sebagai bukti tawakal. Nabi Isa menjawab, “Allah yang menguji hamba, bukan hamba menguji Allah.

Pernah juga Iblis hadir di majelis Imam Syafi’i dan bertanya tentang keadilan Allah. Imam Syafi’i menjawab bijak, bahwa semua kehendak Allah pasti adil.

Ada pula ahli ibadah dari Bani Israil yang ingin melihat cara setan menggoda manusia. Setelah lama, Allah memperlihatkan padanya bahwa setan mengepung manusia dari segala arah. Lalu Allah berfirman, “Yang bisa selamat adalah orang yang wara’ dan lemah lembut.

Setiap pagi, Iblis mengumumkan kepada pasukannya: “Siapa yang berhasil menyesatkan seorang muslim, aku pakaikan mahkota untuknya.” Perbuatan dosa seperti menceraikan istri, durhaka, zina, membunuh — semua itu jadi kebanggaan bagi setan.

Wanita pun dijadikan senjata oleh setan. Iblis berkata, “Engkau adalah separuh pasukanku, panahku yang tak pernah meleset.

Iblis juga menipu seseorang yang ingin menebang pohon syirik, dengan memberi uang dua dinar tiap hari agar ia berhenti. Saat niat orang itu berubah karena dunia, Iblis dengan mudah mengalahkannya.

Kepada Fir’aun, Iblis mempermalukannya di kamar mandi, “Katanya kamu Tuhan, tapi tidak mengenaliku.

Pada Nabi Sulaiman, Iblis mengaku paling suka dengan perbuatan homoseksual dan lesbian karena sangat dibenci Allah.

Ada juga seseorang yang rajin melaknat Iblis ribuan kali. Suatu malam, Iblis malah membangunkannya dari tidur karena dinding mau roboh. Saat ditanya kenapa peduli, Iblis menjawab, “Aku takut engkau mati syahid karena tertimpa reruntuhan.” Sesuai sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa orang mati tertimpa reruntuhan termasuk mati syahid.

📚 tasliat almutadayinin
✒️ Madarif Institute
🌐 madarifinstitute