Ibnu Ishaq rahimahullah berkata:
وَحَدّثَنِي الْعَبّاسُ بْنُ عَبْدِ اللّهِ بْنِ مَعْبَدٍ، عَنْ بَعْضِ أَهْلِهِ عَنْ ابْنِ عَبّاسٍ أَنّ النّبِيّ صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ قَالَ لِأَصْحَابِهِ يَوْمَئِذٍ (يوم بدر):
📖 “Dan telah mengabarkan kepadaku Al-‘Abbas bin ‘Abdullah bin Ma’bad, dari sebagian keluarganya, dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi ﷺ bersabda kepada para sahabatnya pada hari itu (Perang Badr):“
إِنِّي قَدْ عَرَفْتُ أَنَّ رِجَالًا مِنْ بَنِي هَاشِمٍ وَغَيْرِهِمْ قَدْ أُخْرِجُوا كَرْهًا، لَا حَاجَةَ لَهُمْ بِقِتَالِنَا، فَمَنْ لَقِيَ مِنْكُمْ أَحَدًا مِنْ بَنِي هَاشِمٍ فَلَا يَقْتُلْهُ، وَمَنْ لَقِيَ أَبَا الْبَخْتَرِيِّ بْنَ هِشَامِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ أَسَدٍ فَلَا يَقْتُلْهُ، وَمَنْ لَقِيَ الْعَبَّاسَ بْنَ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ عَمَّ رَسُولِ اللَّهِ صَلّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَا يَقْتُلْهُ، فَإِنَّهُ إِنَّمَا أُخْرِجَ مُسْتَكْرَهًا.
“Sesungguhnya aku telah mengetahui bahwa ada sejumlah laki-laki dari kalangan Bani Hasyim dan selain mereka yang telah dipaksa untuk ikut berperang. Mereka tidak memiliki niat memerangi kita. Maka siapa saja di antara kalian yang melihat seseorang dari Bani Hasyim, janganlah membunuhnya. Siapa yang melihat Abu Bakhtari bin Hisyam bin Al-Harits bin Asad, jangan membunuhnya. Dan siapa yang melihat Al-‘Abbas bin ‘Abdul Muththalib, paman Rasulullah ﷺ, maka jangan membunuhnya, karena dia hanya keluar karena terpaksa.“
Perawi melanjutkan:
*فَقَالَ أَبُو حُذَيْفَةَ: أَنَقْتُلُ أَبَاءَنَا وَأَبْنَاءَنَا وَإِخْوَتَنَا وَعَشِيرَتَنَا وَنَتْرُكُ الْعَبّاسَ؟ وَاللَّهِ لَئِنْ لَقِيتُهُ لَأَلْجُمَنَّهُ بِالسَّيْفِ…
Abu Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu berkata:
“Apakah kami akan membunuh bapak-bapak kami, anak-anak kami, saudara-saudara kami, dan kerabat kami, sementara kami membiarkan Al-‘Abbas? Demi Allah, jika aku bertemu dengannya, sungguh aku akan menghantamnya dengan pedang!”
📩 Maka berita itu sampai kepada Rasulullah ﷺ.
🔊 Lalu beliau bersabda kepada Umar:
“Wahai Abu Hafsh, apakah wajah paman Rasulullah ﷺ akan dipukul dengan pedang?”
🗡 Umar radhiyallahu ‘anhu berkata:
“Wahai Rasulullah, biarkan aku memenggal lehernya dengan pedang. Demi Allah, dia telah berbuat nifaq (munafik).”
Maka Abu Hudzaifah pun berkata:
“Aku tidak akan merasa aman dari ucapan yang aku ucapkan saat itu. Aku terus-menerus takut dengan ucapan itu, kecuali jika mati syahid dapat menghapuskan dosa tersebut dariku.”
⚔️ Akhirnya, ia pun terbunuh sebagai syahid pada Perang Yamamah.
(ar-Raudh al-Unuf 5/107-108)
📚 Ma Sya’a wa Lam Yatsbut
🖊️ Madarif Institut
🌐 Madarifinstitut