Setelah Rabiāah bin Nashr wafat, Kerajaan Yaman dipimpin oleh Hassan bin Tubaan Asāad Abu Karib. Ayahnya, Tubaan Asāad, telah membuka jalan baginya. Ia pernah melakukan perjalanan dari Timur menuju Yatsrib (Madinah) dan tidak memancing kemarahan penduduk setempat. Ia bahkan menitipkan seorang putranya di sana, namun putranya tersebut dibunuh secara misterius.
šØ Marah karena kejadian itu, Tubaan mengerahkan pasukan untuk menghancurkan Madinah. Tapi, pasukan ini disambut oleh kabilah Anshar yang dipimpin āAmru bin Thallah, hingga pecah pertempuran. Anehnya, di malam hari mereka malah saling menjamu dan bersikap ramah šāļø. Tubaan pun kagum dan berkata:
āSungguh kaum yang kami perangi ini memang sangat mulia.ā
š Saat Madinah dikepung, datanglah dua rahib Yahudi dengan ilmu yang luas. Mereka memperingatkan:
āJangan kau hancurkan kota ini. Di sinilah kelak Nabi terakhir akan berhijrah. Jika kau teruskan niatmu, kau akan tertimpa adzab!ā
Tubaan yang terkesan dengan ilmu mereka akhirnya membatalkan serangan dan malah memeluk agama Yahudi.
Dalam perjalanan pulang ke Yaman, Tubaan singgah di Mekkah. Beberapa orang dari suku Hudzail mencoba menipunya dengan mengatakan:
āKami tahu tempat harta karun! Di sana ada emas, mutiara, dan perak!ā
Mereka menyuruhnya menghancurkan Ka’bah dengan harapan ia binasa. Tapi lagi-lagi, dua rahib Yahudi memperingatkan:
āKa’bah adalah rumah suci yang dibangun oleh Ibrahim āalaihissalam. Jangan hancurkan, tapi muliakanlah!ā
Tubaan pun melaksanakan thawaf, menyembelih kurban, mencukur rambutnya, dan tinggal di sana selama 6 hari. Ia membagikan sembelihan dan madu untuk penduduk Mekkah ššÆ. Dalam mimpinya, ia diperintahkan menyelimuti Ka’bah. Maka ia pun menjadi orang pertama yang membuat kiswah Kaābah š§µš. Ia juga membuat pintu Kaābah dan memberi kunci.
Saat kembali ke Yaman, rakyat menolak memeluk agama Yahudi. Mereka meminta bertahkim dengan api suci yang dipercaya bisa membakar yang salah dan menyelamatkan yang benar.
Saat upacara dimulai:
⢠Kaum penyembah berhala terbakar bersama sesembahan mereka!Ā
⢠Rahib Yahudi hanya berkeringat, tapi tak terbakar!Ā
Suku Himyar pun akhirnya masuk Yahudi secara massal. Inilah awal penyebaran agama Yahudi di Yaman.
Saat Hassan (putra Tubaan) memimpin, ia menyerbu Bahrain. Namun, suku Himyar menolak dan meminta saudaranya, āAmru, membunuh Hassan untuk kembali ke Yaman. Hanya satu yang menolak: Dzu Ruāain Al-Himyari, yang menulis syair peringatan:
āSiapa yang lebih bahagia? Yang tidur nyenyak atau yang terus terjaga karena rasa bersalah?ā
Setelah Hassan dibunuh, āAmru tidak bisa tidur. Setelah mencari jawaban ke banyak ahli, ia diberitahu: “Orang yang membunuh saudaranya akan dihantui selamanya.” Ia pun membunuh semua yang menyuruhnya… sampai tiba giliran Dzu Ruāain .
Dzu Ruāain menunjukkan surat syair tadi, dan akhirnya dibebaskan.
š Likhniāah si Raja Bejat & Munculnya Dzu Nuwas
Setelah āAmru wafat, muncul raja bejat Likhniāah bin Yanuuf Dzu Syanaatir, seorang homoseksual. Ia memangsa anak-anak muda tampan . Suatu hari, ia memanggil Zurāah Dzu Nuwas ā pemuda cerdas dan tampan, yang juga saudara Hassan. Tapi Dzu Nuwas membawa pisau tersembunyi š”ļø dan membunuh Likhniāah saat hendak dilecehkan.
š„ Rakyat Yaman bersorak: “Engkau penyelamat kami, jadilah raja!” Maka Dzu Nuwas pun diangkat sebagai raja terakhir dari Himyar.
Di Najran, terdapat kaum pengikut ajaran Nabi Isa āalaihissalam, dipimpin Abdullah bin Ats-Tsaamir. Dzu Nuwas menuntut mereka masuk Yahudi. Ketika menolak, ia memerintahkan membuat parit besar berisi api dan membakar mereka hidup-hidup š„š³ļø.
Sekitar 20.000 orang dibunuh, termasuk pemimpin mereka.
š Allah pun menurunkan ayat tentang mereka dalam surah Al-Buruj:
“Telah dibinasakan orang-orang yang membuat parit, berapi kayu bakar…“
(QS. Al-Buruj: 4ā8)
šTahdzib Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam
āļø Madarif Institute
š madarifinstitute