Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan di dalam Musnad beliau, beliau rahimahullah berkata:
حَدَّثَنَا أَسْوَدُ بْنُ عَامِرٍ حَدَّثَنَا شَرِيكٌ عَنْ أَبِى إِسْحَاقَ عَنْ أَبِى عُبَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ: أَتَيْتُ أَبَا جَهْلٍ وَقَدْ جُرِحَ وَقُطِعَتْ رِجْلُهُ – قَالَ – فَجَعَلْتُ أَضْرِبُهُ بِسَيْفِى فَلاَ يَعْمَلُ فِيهِ شَيْئاً …. قَالَ فَلَمْ أَزَلْ حَتَّى أَخَذْتُ سَيْفَهُ فَضَرَبْتُهُ بِهِ حَتَّى قَتَلْتُهُ ، قَالَ: ثُمَّ أَتَيْتُ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- فَقُلْتُ: قَدْ قُتِلَ أَبُو جَهْلٍ – وَرُبَّمَا قَالَ شَرِيكٌ قَدْ قَتَلْتُ أَبَا جَهْلٍ – قَالَ: أَنْتَ رَأَيْتَهُ؟ قُلْتُ: نَعَمْ. قَالَ: آللَّهِ. مَرَّتَيْنِ. قُلْتُ: نَعَمْ. قَالَ: فَاذْهَبْ حَتَّى أَنْظُرَ إِلَيْهِ. قَالَ فَذَهَبَ فَأَتَاهُ وَقَدْ غَيَّرَتِ الشَّمْسُ مِنْهُ شَيْئاً فَأَمَرَ بِهِ وَبِأَصْحَابِهِ فَسُحِبُوا حَتَّى أُلْقُوا فِى الْقَلِيبِ ، قَالَ: وَأُتْبِعَ أَهْلُ الْقَلِيبِ لَعْنَةً، وَقَالَ: كَانَ هَذَا فِرْعَوْنَ هَذِهِ الأُمَّةِ.
📜 “Telah menceritakan kepada kami Aswad bin ‘Amir, telah menceritakan kepada kami Syarik dari Abu Ishaq dari Abu ‘Ubaidah dari ayahnya berkata: Aku mendatangi Abu Jahal dalam keadaan ia terluka dan kakinya terputus. Aku memukulnya dengan pedangku, namun tidak mempan. Aku terus memukul hingga merebut pedangnya dan membunuhnya.
Lalu aku mendatangi Nabi ﷺ dan berkata: ‘Abu Jahal telah terbunuh.’ Barangkali Syarik berkata: ‘Aku telah membunuh Abu Jahal.’
Beliau bertanya: ‘Engkau melihatnya?’ Aku menjawab: ‘Ya.’ Beliau bertanya: ‘Demi Allah?’ Dua kali. Aku menjawab: ‘Ya.’
Beliau bersabda: ‘Mari kita lihat.’ Maka beliau pergi dan mendapati mayat Abu Jahal yang sudah berubah karena matahari. Beliau memerintahkan agar ia dan teman-temannya diseret lalu dilempar ke dalam sumur.
Beliau bersabda: ‘Laknat mengiringi penghuni sumur ini.’ Beliau juga bersabda: ‘Dia adalah Fir’aun umat ini.’”📖 (Musnad Imam Ahmad no. 3901)
📌 Catatan Ulama tentang Sanad Hadits ini:
🔸 Syaikh Ahmad Syakir rahimahullah berkata: “Sanadnya dha’if karena ada inqitha’ (keterputusan).”🔸 Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata dalam at-Taqrib: “Yang rajih adalah bahwa Abu ‘Ubaidah bin ‘Abdillah bin Mas’ud tidak mendengar dari bapaknya.” (Taqribut Tahdzib 2/448)🔸 Imam al-Baihaqi meriwayatkan juga dalam Dala’ilun Nubuwwah (3/88) dan as-Sunan al-Kubra, namun lafazh tersebut tidak terdapat dalam ash-Shahihain.🔸 Al-Haitsami menyebutkan dalam al-Majma’ bahwa sanadnya bermasalah karena Abu ‘Ubaidah tidak mendengar langsung dari ayahnya, meskipun para perawi lainnya shahih.
⚠️ Catatan:Ibnu Katsir menyebutkan bahwa hadits ini juga diriwayatkan oleh Abu Dawud dan an-Nasa’i, padahal tidak demikian. An-Nawawi juga menisbatkan hadits ini pada as-Sunan, namun itu tidak akurat. (Tahdzibul Asma’ wal Lughat 2/206
Faidah:
📖 Ibnu Majah meriwayatkan dari ‘Abdullah bin Abi Aufa:
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم صَلَّى يَوْمَ بُشِّرَ بِرَأْسِ أَبِي جَهْلٍ رَكْعَتَيْنِ
“Sesungguhnya Rasulullah ﷺ shalat dua rakaat pada hari diberi kabar gembira dengan kepala Abu Jahal.”(HR. Ibnu Majah no. 1391, Musnad al-Bazzar no. 3368)
📝 Ibnu al-Mulaqqin berkata: “Sanadnya jayyid (bagus).”📝 Ibnu Hajar berkata dalam at-Talkhish: “Sanadnya hasan, dan dianggap gharib oleh al-‘Uqaili.”📝 Al-Albani membawakan dalam Dha’if Ibni Majah no. 296.
💬 Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:
“Sujud syukur tidak wajib berdasarkan ijma’, dan tentang disunnahkannya (anjuran) perlu dikaji ulang.”(al-Fatawa 21/293)
Wallahu a’lam.
📚 Ma Sya’a wa Lam Yatsbut
aaaa