Ngopi Bareng Ustadz – Kena Macet di Jalan, Boleh Qodho’ Sholat?
(Ikram Afro x Ustadz Arifin Nugroho)
Salat itu wajib, tapi kenapa kalau kita mendengar azan, kasur tuh jauh lebih menggoda, yang alhasil membuat malaikat bingung. Kenapa sih sering nunda-nunda salat? Nah, yuk kita bahas bareng Ustaz! Ngopi Bareng Ustaz, yuk kita bahas!
Ikram: Assalamualaikum, balik lagi bareng dengan Ikramf dan juga Ustaz Arifin Nugroho di acara Ngopi Bareng Ustaz. Wah, suasananya asik banget, Ustaz.
Ustaz Arifin: Waduh luar biasa, nih, sesejuk hati! Wah, Masyaallah, semoga konten kita juga bisa memberikan kesejukan, karena banyak pertanyaan-pertanyaan dari netizen di kolom komentar kemarin.
Ikram: Masyaallah, sebenarnya banyak hal sepele nih dalam kehidupan kita, tapi sebenarnya kita nggak tahu latar belakang masalahnya. Contoh salah satu syarat wajib salat adalah wudu, kan? Tapi kenapa, Ustaz, wudu itu cuman kayak sebagian doang? Kenapa zaman dulu tuh nggak turun langsung diwajibin mandi gitu? Apakah karena dulu zaman air kurang, atau gimana, Ustaz?
Ustaz Arifin:
Iya, bagus banget nih pertanyaannya. Jadi begini, kita salat kadang-kadang gini, ada pertanyaan juga yang ekstrem, kayak kita buang angin kan batal tuh wudu, buang angin tempatnya di belakang, heeh. Tapi kenapa begitu disuruh wudu kok cuci muka, gitu? Emang muka ada apanya? Enggak ada masalah, kan? Tangan kan enggak ngapa-ngapain. Kita buang angin, bukan buang muka. Iya juga, buang muka tuh nggak mungkin dong, ya? Nah, jadi memang kadang-kadang dalam agama itu ada hal-hal yang sifatnya taabbudi, artinya mengecek dan mengetes bagaimana ketaatan kita kepada Allah SWT. Jadi, ada beberapa hal dalam ibadah yang memang tidak bisa dijangkau dengan akal, dan kita harus menerima itu.
Misalnya, seperti mengusap _khuf_ dalam bersuci. Kalau dalam kondisi tertentu, seperti musim dingin yang terlalu dingin atau apa, atau kita misalnya pakai sepatu yang memenuhi ketentuan, dia whudu nggak usah copot sepatu, cukup usap aja bagian atasnya, bukan bawahnya. Padahal kalau kita lihat yang kotor itu kan yang bawah, kenapa nggak yang bawah yang diusap? Nah, itulah dia, kata sahabat Ali RA, “Andai agama ini berdasarkan akal, maka yang bawah ini lebih berhak diusap daripada yang di atas.” Ini menunjukkan bahwa agama ini adalah bagaimana seorang hamba tunduk kepada Allah dan pasrah dengan apa pun.
Di antaranya, wudu ini juga mengajarkan kita untuk pasrah dengan ketentuan Allah. Begitu, ya.
yang kedua enggak nyambung itu mungkin karena kita pakai akal terlalu pakai logika terlalu pakai logika yang kadang-kadang logika kita memang tidak nyambung karena logika kita terbatas, semua apa yang ada di Indra kita ini memang terbatas contoh misalkan saya bisa melihat tapi apa yang ada di Balik Bukit ini saya enggak bisa melihat artinya terbatas dong, He iya kan Telinga saya bisa mendengar tapi mendengar apa yang ada di danau di bawah engak mungkin enggak mungkin dong, Ya semua serba terbatas nah di situ justru ada pelajaran yang luar biasa juga buat kita kita ini sebagai manusia semuanya ada batasnya Jangan sampai kita itu menganggap kita ini maha, Wah segalanya sehingga ketundukan kita kepada Allah itu menjadi kunci kebaikan kebahagiaan, contoh misalkan wudu Ini bagus loh Itu tadi pertanyaan itu karena apa memberikan pelajaran untuk menata hati. Maksudnya, gimana tuh wudu kok menata hati ya Iya coba bayangkan tadi kita tanya kenapa wudu ini kok cuman sebagian atau Kenapa kok wudu ini Ketika saya buang air kecil Kenapa kok yang enggak ada urusannya dengan tangan kaki segala macam harus dibasuh atau harus di di situlah dia letak bagaimana kita ini melihat apa yang ada dari Allah Itulah yang terbaik kan. “Oh….begitu ya” misalkan ini kita pasrahnya bukan dengan akal kita kita pasrahnya dengan ketentuan Allah, dalam kehidupan kadang-kadang kan begitu tuh kita punya keinginan ya tapi ternyata yang terjadi keinginan Allah, gitu makanya ada dalam pepatah bahasa Arab itu _Ana urid Anta turid wallahu yaf’alu Ma yurid_ “saya mau kamu mau dan Allah itu melakukan apa yang dia Maui” dan itu yang terbaik oke gitu Jadi kadang-kadang kita dalam wudu juga begitu ada hal-hal yang memang secara akal tidak bisa dinalar tapi itulah dia di situ ada pelajaran karena setiap ibadah itu mendidik manusia untuk bisa menjadi hamba Allah yang baik.
Ikram:
Ustaz aku jadi kepikiran ya saya pertanyaan Ustaz tadi bahwa ketika kita salat tuh kan kita diwajibkan ya staku maaf untuk tetap bersih dan suci cuman masih banyak nih anak-anak muda termasuk gua juga yang beranggapan bahwa kalau badan keringat nih masih kerja at kerj outdoor Ustaz terus menghadap Tuhan aduh badan gua nih apek nih tetap salat atau enggak ya Iya itu gimana tuh tuh ?
Ustaz Arifin:
Pertanyaan bagus, nih. Jadi, dalam salat itu, yang menjadi syaratnya adalah bersih dari najis, ya. Artinya, tubuh kita nggak mengandung najis. Kalau kita keringetan misalnya, kalau itu bukan najis, ya nggak masalah. Kalau keringat dan apa yang ada pada tubuh kita itu baik, tanah atau keringat yang keluar dari tubuh kita tidak najis, maka salat itu sah. Para sahabat juga salat dalam perjalanan padang pasir, nggak ada deodoran, nggak ada apa-apa. Bajunya itu baju katun yang tebal-tebal, keringatnya luar biasa. Itu sah-sah aja.
Tapi kalau kita kerja di kantor, AC, bajunya wangi, tapi ada najis seperti cipratan air kecil di baju, itu najis yang harus diperhatikan. Kalau ada najis, ya salatnya nggak sah. Sebagai contoh, Nabi pernah lewat pemakaman dan melihat dua kuburan yang sedang disiksa. Salah satu penyebabnya karena orang itu tidak hati-hati ketika buang air kecil, hingga cipratan air kecilnya mengenai tubuhnya, lalu dia salat. Jadi, meskipun nggak kelihatan kotor, itu tetap membuat salatnya batal. Penting untuk menjaga kebersihan tubuh, terutama dari najis.
Ikram:
Wah, jadi yang penting itu kalau tubuh kita nggak mengandung najis, itu tetap sah ya salatnya, meskipun kita keringetan. Tapi, kalau ada najis, tetap harus diperhatikan ya?
contoh di kita Anggaplah lagi musafir ke kota besar Jakarta Bandung Surabaya yang donf, Ada banyak macet Ustaz Iya terus kita ini sudah tumburan waktu salat lagi di jalan tol macet he kita salat di jalan enggak ketemu musala Heeh berhenti enggak mungkin dongak berhenti engak mungkin di baau jalan tiba-tiba gelar sajadah Allah Allahu akbar, mending di mobil viral tuh lebih baik mana Ustaz salatnya telat karena faktor macet Apakah dosa karena situasi ya atau nyusul tapi belakangan tapi apakah mengurangi amalan kalau nyusul bisa duluan nyusulan maksudnya mengqhada atau itu gimana tuh
Ustaz Arifin:
Begini, Mas Ikram, kalau kita dalam perjalanan dan salat tiba-tiba udah masuk waktu, kita memang perlu mencari tempat yang memungkinkan. Kalau kita lagi di jalan tol, misalnya, dan macetnya parah banget, kalau bisa kita berhenti di rest area, ya berhenti. Tapi kalau nggak memungkinkan, nggak masalah. Dalam syariat ada istilah “qada”, yang artinya salatnya bisa dibayar di luar waktu yang sudah lewat, dan ini tidak masalah. Yang penting, kita tetap salat.
Jadi, kalau misalnya keluar tol dan udah azan Asar, ya salatnya bisa dilakukan di waktu yang tertinggal, yaitu salat Qada, nggak masalah. Yang penting salatnya tetap dilakukan, meskipun telat.
Ikram:
Oh, jadi Islam itu fleksibel ya, Ustaz. Asalkan kita tetap berusaha salat dengan cara yang benar dan di waktu yang tepat.
Nah, Ustaz, ada satu lagi nih pertanyaan tentang fashion sekarang. Banyak anak muda yang pakai celana cingkrang atau celana yang di atas mata kaki, kadang nanya, “Apakah salatnya sah atau nggak kalau celananya turun ke bawah, lebih panjang dari mata kaki?”
Ustaz Arifin:
Jadi, dalam salat, yang paling penting adalah menutupi aurat dengan benar. Untuk laki-laki, aurat itu dari pusar sampai dengkul. Kalau itu sudah tertutup, aman. Tapi kalau celananya sampai di bawah mata kaki, itu tidak menjadi syarat batalnya salat. Kalau celana itu menutupi aurat dengan baik dan tidak ada najis, salatnya sah.
Yang lebih penting adalah jangan sampai celananya terlalu ketat sehingga membentuk tubuh atau memperlihatkan aurat. Yang jadi masalah itu bukan soal panjang atau pendek celana, tapi lebih kepada apakah pakaian kita menutupi aurat dengan benar dan apakah kita menjaga kesopanan dalam berpakaian.
Ikram:
Oh, jadi yang penting pakaian menutupi aurat dengan baik dan tidak memperlihatkan aurat. Kalau misalnya celana lebih panjang dari mata kaki, selama nggak ada najis dan menutupi dengan benar, itu sah ya?
Jadi, kalau kita pakai celana biasa, yang penting jangan sampai aurat kita terlihat, apalagi saat sujud. Kalau sampai kelihatan belakang celana atau aurat lainnya, itu batal kan salatnya?
Ustaz Arifin:
Betul sekali, Mas Ikram. Kalau sampai aurat kita terlihat, seperti celana yang ketat atau terlalu pendek hingga terlihat bagian belakang saat sujud, itu bisa batal salatnya. Jadi, pastikan pakaian kita longgar dan tidak memperlihatkan aurat, terutama saat kita sedang sujud.
Ikram:
Wah, banyak banget pelajaran yang kita dapat hari ini, Ustaz. Makasih banyak sudah berbagi ilmu. Semoga kita semua bisa menjaga salat kita dan selalu menjaga adab dalam berpakaian.
Ustaz Arifin:
Alhamdulillah, Mas Ikram. Semoga bermanfaat dan semoga kita semua selalu istiqamah dalam menjalankan ibadah salat. Jangan lupa untuk terus menjaga kebersihan dan kesopanan dalam beribadah.
Semoga salat kita selalu diterima oleh Allah.
Ikram:
Amin, Ustaz. Terima kasih sekali lagi. Semoga kita semua bisa terus memperbaiki diri. Terima kasih juga untuk teman-teman yang sudah menyimak Ngopi Bareng Ustaz kali ini. aktifi loncengnya di channel YouTube kita bpkh RI karena kalian kalau nge-share video ini Insyaallah tuh dapat pahala Apalagi nih bulan puasa jadinya dobble ya Ustaz ya! kalau gitu gua Ikram afro dan juga Ustaz Arifin Nugroho pamit ur diri wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh bye bye